Senin, 10 Juni 2013

Pentingnya Menjaga Etika Saat Travelling

Baru-baru ini terjadi hal yang tidak mengenakkan mengenai Perayaan Waisak 2013 yang dilaksanakan di Candi Borobudur. Puncak perayaan berupa pelepasan 1000 lampion terpaksa dibatalkan dikarenakan hujan lebat yang terus datang. Pembatalan sepihak ini menuai protes dari para pengunjung yang sudah jauh-jauh datang untuk menyaksikan acara ini. Namun kejadian pembatalan ini harus kita maklumi sepenuhnya dikarenakan faktor cuaca. Toh masih ada tahun depan untuk dapat menyaksikannya.


Yang menjadi permasalahan adalah bukan tentang pembatalan pelepasan 1000 lampion. Tapi efek yang diakibatkan dari membludaknya pengunjung, karena tidak semua orang mengetahui bagaimana menjaga etika agar tidak mengganggu masyarakat sekitar.

Tapi cukuplah umpatan demi umpatan kita sampaikan. Toh tidak akan mengubah semua yang sudah terjadi. Waisak merupakan suatu ritual keagamaan. Sama saja seperti Islam dengan Hari Raya Idul Fitrinya, atau Kristen dengan Hari Natalnya. Setidaknya rasa solidaritas keagamaan perlu kita jaga sepenuhnya demi sebuah toleransi umat beragama.

Pentingnya kita menjaga kesopanan dan etika-etika yang berlangsung di tempat yang akan dikunjungi setidaknya akan membuat diri kita sebagai seorang traveler dan masyarakat sekitar menjadi nyaman. Bukannya menginjak-injak dan melecehkan apa yang sudah menjadi adat di kalangan masyarakat tersebut.

Source
Sebagai contoh, pada beberapa hari yang lalu. Kami membuat artikel mengenai Suku Baduy, tapi yang kami bahas pada Suku Baduy adalah suku luarnya saja. Karena pada Suku Dalam, teramat sangat menarik untuk kami bahas di blog. Tetapi karena berbagai pertimbangan dan larangan dari Suku Baduy Dalam sendiri untuk tidak segala macam gambar yang berkaitan dengan kegiatan Suku Baduy Dalam, maka kami cukup membahas Suku Baduy Luar saja.

Source
Berikut beberapa tips apabila anda ingin berkunjung pada perayaan keagamaan di Indonesia :
  • Berpakaian Sopan
Berbeda dengan Pesta Ulang tahun atau pesta-pesta lainnya. Perayaan keagamaan cenderung pada rasa bersyukur kepada Tuhan yang Maha Esa. Sebaiknya anda sebagai pendatang, mematuhi peraturan-peraturan yang sudah ditetapkan oleh Tuan Rumah. Seperti memakai sarung atau pakaian adat lainnya yang sudah ditentukan oleh pemuka adat
  • Perhatikan Jarak anda ketika ingin mengambil gambar
Meskipun tidak adanya larangan mengenai cara mengambil gambar melalui close-up pada acara prosesi keagamaan, setidaknya hati nurani anda mengetahui jarak aman pengambilan gambar seperti apa yang menurut anda bagus namun tetap memperhatikan kenyamanan si pelaksana prosesi. Pemakaian flash juga sebaiknya dihindari karena dapat mengagetkan para pelaku prosesi keagamaan ketika sedang melaksanakan ibadah
  • Hargai Lingkungan
Semakin banyak wisatawan yang menghadiri acara prosesi keagamaan, maka akan semakin banyak pula peraturan-peraturan yang dilanggar oleh wisatawan tersebut. Salah satunya tentang bagaimana cara kita menghargai lingkungan. Rusaknya beberapa properti dan berserakannya sampah di sekitar kawasan pelaksanaan setidaknya dapat kita hindari jika dari kita sendiri paham betul tentang lingkungan. (mj)

"Destinasi bukan yang utama, yang terpenting bagaimana kita menikmati sebuah proses tersebut" - Satria ramadhan

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar