Minggu, 16 Juni 2013

Kenikmatan Tersembunyi Menjadi Seorang Backpacker

article detailsSiapa sih yang nggak mau jalan-jalan keliling dunia? Berpetualang ke seluruh penjuru dunia? Pasti seru banget! Tapi bukan jenis perjalanan yang dilakukan dengan menghambur-hamburkan uang; menginap di hotel diamond, makan di restoran mewah, menyewa tour guide, atau yang lainnya, melainkan dengan seadanya. Menjelajah setiap negara yang dilewati, mengunjungi objek-objek wisata, menggali budaya setempat, semua itu dilakukan dalam kesederhanaan. Backpacker-lah ‘pelakunya’.

Backpacker adalah istilah yang digunakan untuk para traveler yang menjelajah tempat-tempat eksotik di seluruh dunia, namun dengan budget minim. Ciri khasnya adalah memakai tas ransel di punggung (backpack) dan berjalan kaki. Mereka mencari
yang serba murah dan sangat menikmati perjalanan. Kini, banyak orang yang tertarik menjadi backpacker. Dengan begitu, tidak perlu mengeluarkan banyak uang untuk keliling dunia.

Saat kita melihat seorang backpacker melintas, sebagian akan berpikir betapa beratnya beban yang harus dibawa di punggung mereka. Bertolak belakang dengan mereka yang justru menikmati perjalanan jauh dengan ‘hanya’ membawa tas besar itu.

Sebenarnya, jadi backpacker itu asyik lho… ke mana-mana tidak perlu banyak barang bawaan, cukup seperlunya saja. Tapi jangan salah, backpacker itu bukan berarti orang yang asal jalan tanpa tujuan. Malah, mereka lebih tahu ‘detail’ suatu tempat sebelum mengunjunginya. Sebab, sebelum berpergian, mereka telah melakukan riset terlebih dahulu. Segala sesuatu disiapkan sematang-matangnya, agar uang yang tersedia mencukupi kebutuhan sesuai budget. Hanya saja, kadang penampilan mereka menjadi kelewat ‘gembel’.

Hidup ala backpacker memiliki banyak manfaat. Tak ada yang bisa menandingi kebahagiaan saat diri sendiri mendapatkan pengalaman-pengalaman seru yang berhasil dilewati. Selain itu, mereka belajar hidup ‘proletar’, yaitu menyatu dengan alam, menyerap semua ilmu baru yang ada, lebih mengenal tempat-tempat yang didatangi, mengasah feeling saat berada di tempat asing, serta melatih kemampuan dalam beradaptasi dan menguatkan mental.

Gaya hidup seorang backpacker pun sangat simple, nggak ‘neko-neko’, dan memiliki pendirian yang sangat kuat. Semuanya terbentuk seiring perjalanan yang telah mereka lalui. Makanya, yuk, kita lihat hasil dari petualangan mereka.

Hidup dalam kesederhanaan
Seperti yang telah dikatakan diatas, seorang backpacker tidak perlu memiliki banyak uang. Mereka selalu meminimalkan pengeluaran (bukannya pelit, lho!). Mereka tahu benar bagaimana caranya bertahan hidup hanya dengan uang seadanya. Pasti ada saja cara kreatif untuk mendapatkan uang jika keadaan sudah benar-benar terjepit. Biasanya, mereka akan melakukan atraksi di jalan-jalan atau mencari pekerjaan ringan yang cocok. Tidak perlu bekerja yang berat-berat, part-time saja sudah cukup. Intinya, mengumpulkan uang kembali guna petualangan berikutnya. Hidup merakyat itu membantu diri dalam membentuk mental yang keras dan mandiri. Tidak ada lagi kata manja…

Belajar dari alam
Semua ilmu yang mereka dapatkan dalam perjalanan, pasti akan langsung diserap. Apapun itu! Alam saja bisa tertata rapi dan teratur, kenapa kita manusia nggak bisa belajar darinya? Perjalanan jauh akan mengasah kemampuan kita dalam menjalani hidup yang penuh dengan cobaan ini.
Bahkan beberapa dari backpacker terkadang jalan-jalan sembari melakukan penelitian (sekali mendayung, dua-tiga pulau terlampaui! Iya kan?). Semua fenomena yang terjadi di sekitar mereka, pasti diamati dan kemudian diambil hikmahnya. Mereka tidak akan menyiakan waktu yang ada. Pokoknya berusaha menggunakan seluruh waktu yang mereka punya dengan sebaik-baiknya.

Nomaden

Namanya juga backpacker, pasti tidak betah ‘hanya’ stay di sebuah tempat. Mereka wajib berpindah-pindah dari suatu tempat ke tempat lain. Setelah beristirahat sejenak sambil mengumpulkan uang, mereka mulai mempersiapkan perjalanan berikutnya. Sebelum menentukan destinasi, seorang backpacker perlu mengenal lebih jauh daerahnya, mengumpulkan barang-barng yang akan dibawa (ingat: seperlunya!), menentukan rute, cek travel dokumen, dan yang terakhir, selalu siaga dengan apa yang tidak diharapkan. Tapi, selalu siapkan rencana cadangan.

Mensyukuri Hidup
Dengan berpetualang ke seluruh dunia, mereka bisa melihat hal-hal yang sangat indah dan menarik. Sungguh, betapa besarnya ciptaan Tuhan. Sangat menakjubkan… Biasanya orang yang pernah merasakan sebagai backpacker, pikirannya jauh lebih terbuka dan lebih siap menerima segala sesuatu yang terjadi terhadap dirinya. Memandang segala permasalahan dari berbagai sudut pandang yang berbeda sehingga tidak akan pernah menyalahkan hidup ini. Justru, mereka sangat menghargai dan mensyukuri apa yang telah diberikan Tuhan dalam hidup mereka.

Bagi yang ingin merasakan menjadi seorang backpacer, silahkan saja… tapi harus mempersiapkan fisik dan mental yang cukup kuat agar tidak menyerah di pertengahan jalan. Selamat mencoba!


1 komentar:

  1. Aku suka celana pendek nya di foto "hidup dalam kesederhanaan"

    Saking sederhana nya, celana nya pendek banget, jadi pingin .... Beli dimana ??? Hahaha #kaburrr

    BalasHapus